#1 Papamu Impian yang membuatku sangat gigih belakangan ini adalah satu hari nanti saat si kaka dinyatakan masuk di universitas favorit Tokyo, diceritain begini sama bundanya. Nak, Papamu dulu adalah orang hebat. Waktu seusiamu, papamu sering ga punya yang. Sebelum berangkat sekolah dia sering masak tempe sendiri untuk dibawa ke sekolah, katanya supaya uang ongkosnya nyukup. Saat temennya pada bawa mio, papamu seneng banget punya sepeda bekas dari tukang loakdi Jatayu, deket bandara Hussein. Saat temennya pada jalan-jalan naik jazz, papamu boncengan tiga buat ngampus, katanya dia duduk paling belakang, kakinya nggantung. Saat libur semester, orang-orang pada dijemput sama ortunya pake mobil. Papamu nangis gembira karena berhasil ngalahin rasa malunya. Dia jual beras sisa ke warung sebelah kos, buat ongkos pulkamnya naik bis. Saat temennya main futsal di acara porseni antar kampus, papamu terbahak-bahak sambil jualan tas dan ...
"Tidak perlu pandai menulis untuk menjadi seorang pencerita.." -Raditya Dika