Skip to main content

Posts

Showing posts with the label backpacker

Komodo : Hewan Endemik Indonesia Kini Tinggal Beberapa

Pulau Komodo; bersama teman-teman senasib sepenanggungan.. Pertengahan Oktober 2024 Saya mengunjungi Taman Nasional Komodo di Kab. Manggarai Barat, NTT, Pulau Flores (Indonesia Timur). Komodo (Varanus komodoensis) adalah kadal raksasa yang bisa mencapai panjang 3 meter! Mereka hanya bisa ditemukan di beberapa pulau di Indonesia, seperti Komodo dan Rinca. Komodo punya indra penciuman yang sangat tajam, jadi mereka bisa mencium mangsa dari jauh. Predator ini memiliki rahang yang kuat dan gigi tajam, membuatnya bisa mengalahkan hewan yang lebih besar. Selain itu, mereka suka berjemur di bawah sinar matahari dan bisa hidup sampai 30 tahun di alam liar. Di Pulau Komodo terdapat pilihan paket trekking rute jauh, sedang, dan dekat. Masing-masing tergantung kesepakatan bersama kelompoknya. Selama disana, kita wajib didampingi ranger -pawang komodo terlatih- dan kami memilih trek sedang ditemani oleh ranger bernama Kak Ale.  Kak Ale, ranger yang mendampingi kami trekking di Pulau Komodo, se...

Pulau Padar Labuan Bajo : Akses, Harga Tiket dan Daya Tarik

Spot foto iconic di puncak Pulau Padar, Labuan Bajo   Pulau Padar, yang terletak di Kecamatan Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), adalah salah satu situs Warisan Dunia UNESCO. Pulau ini menjadi bagian dari kawasan Taman Nasional Komodo bersama pulau-pulau lainnya. Dengan luas sekitar 173.300 hektar, Pulau Padar adalah pulau terbesar ketiga di kawasan tersebut, setelah Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Secara geografis, Pulau Padar berdekatan dengan Pulau Rinca, yang dipisahkan hanya oleh Selat Lintah. Bagi para pecinta alam dan fotografi, Pulau Padar adalah surga yang siap untuk dijelajahi. Keunikan pulau ini terletak pada formasi perbukitannya yang menawarkan pemandangan spektakuler dari ketinggian. Untuk mencapai puncak bukit, wisatawan perlu mendaki 816 anak tangga dengan waktu tempuh rata-rata sekitar 30-45 menit. Berbeda dengan Pulau Komodo dan Pulau Rinca yang dihuni oleh hewan komodo, di Pulau Padar Anda tidak akan menemukan komodo, karena rantai makanan di pulau ini tel...

Keindahan Gugusan Kepulauan di Alaminos, Filipina. Kata Netizen : Ini mirip Kepulauan Seribu ?!

Hundred Islands , sebuah taman nasional yang terletak di kota Alaminos, Pangasinan, Filipina, bagaikan surga tersembunyi yang menanti untuk dijelajahi. Dengan lebih dari 120 pulau kecil yang tersebar di Laut Cina Selatan, Hundred Islands menawarkan petualangan tak terlupakan bagi para pecinta alam. Perjalanan saya ke Hundred Islands dimulai dari Jakarta. Setelah menempuh penerbangan selama kurang lebih 4 jam, saya tiba di Manila, ibukota Filipina. Dari sana, saya melanjutkan perjalanan darat selama 5 jam menuju Alaminos. Sepanjang perjalanan, saya disuguhkan pemandangan pedesaan Filipina yang indah, dengan hamparan sawah dan perbukitan hijau yang menyejukkan mata. Tiba di Alaminos, saya langsung menuju dermaga Lucap, pintu gerbang menuju Hundred Islands. Di dermaga, saya menyewa perahu yang akan membawa saya berkeliling pulau-pulau kecil. Perjalanan perahu memakan waktu sekitar 30 menit, dan sepanjang perjalanan, saya dimanjakan dengan deburan ombak dan semilir angin laut yang menyegar...

Hopping Island di Alaminos Filipina, Nemu Goa Tersembunyi!

  Kalau berkunjung ke Filipina biasanya kita akan ditawari dengan eksotisme pantai di Bohol, atau wisata sejarah Intramuros beserta sungai bawah tanah di Palawan. Kali ini saya mencari tujuan yang 'agak laen' dari destinasi-destinasi yang tadi disebutkan. Saya memutuskan menjelajah ke utara Filipina yaitu gugusan pulau-pulau di Alaminos, Pangasinan yaitu Hundred Island. Aktivitas yang ditawarkan disini adalah hopping island, berpindah dari satu pulau ke pulau lainnya. Bagaimana caranya bisa menikmati keindahan Hundred Island ? Pertama kamu bisa buka agoda.com di tab activity masukkan saja Filipina. Disana ada banyak pilihan destinasi wisata yang bisa kita pilih seperti bamboo bike di Intramuros, manila city tour, bahkan kegiatan trekking lho. Nah kebetulan yang saya pilih ialah berwisata di Hundred Island, Alaminos, Pangasinan. Jadi saya pilih wisata ini karena jadwalnya paling pas dan agak laen dibanding destinasi lainnya. Kelihatan keren gitu kita pergi ke Filipina dan berwis...

9 Jam di Kereta Bandar Lampung ke Palembang, Cerita Backpacker Sumatera Selatan

Seumur-umur saya baru pertama kali naik kereta api tapi bukan di pulau Jawa. Jika biasanya saya naik kereta api relasi Jakarta-Bandung, Semarang, Surabaya atau lainnya di pulau Jawa, maka kali ini saya mencoba kereta di pulau Sumatera. Tepatnya dari Lampung menuju Palembang, menggunakan KA Rajabasa relasi Tanjung Karang - Kertapati. Pagi hari di Lampung saya disambut dengan cuaca yang mendung dan sejuk. Saya akan melanjutkan perjalanan menuju Palembang. Perjalanan ini adalah trip Sumatera Selatan selama 3 hari 4 malam yang dimulai pada Rabu malam tanggal 22 Mei 2024 sampai Minggu siang tanggal 25. Yup, ini perjalanan nekatrip yang tidak terlalu ekstrim karena saya nggak bawa tenda buat bermalam dimana saja -seperti perjalanan Nekatrip Sulawesi Selatan-, tapi di perjalanan kali ini saya udah pesan penginapan murah dengan fasilitas seadanya di situs web. Seperti malam tadi saya tidur di Oyo dekat stasiun Tanjung Karang. KA Rajabasa, relasi Tanjung Karang - Kertapati Ojek online yang saya...

Jajak Pendapat Anggota RAV4 Owners Indonesia : Camping Selanjutnya ? Gasskeun !

Pasca acara Family CamperFun di Bandung, para peserta kembali pada rutinitasnya masing-masing.  Tapi di dunia maya semua masih saling tag dan berbalas mention story dan postingan, aktivitas group WA pun masih ramai membahas acara kemarin, bahkan para peserta masih mengupload foto dan video dari smartphone-nya ke penyimpanan google drive agar bisa diakses bersama.  Mumpung suasana lagi anget-angetnya nih, saya menyempatkan untuk membuat survei untuk menggali harapan dan orientasi para anggota RAV4 Owners Indonesia pada giat berikutnya. Survei ini terbuka untuk seluruh member WA group baik yang mengikuti acara Family CamperFun maupun yang belum berkesempatan join acara tersebut. Survei berbasis formulir google ini telah diisi oleh 15 responden yang mana 93% responden merupakan peserta Family CamperFun. Mungkin member yang lain ragu untuk turut mengisi karena kiranya survei ini ditujukan khusus untuk peserta CamperFun, padahal sebenarnya nggak juga kok!  Secara umum responde...

Perjalanan Solo Backpacker ke Way Kambas Lampung, Lengkap!

Hari sudah menunjukkan pukul 18.00 tapi saya masih meeting di kantor pusat yang terletak di jalan Jend. Gatot Subroto. Pemandangan dari lantai 10 jalanan sudah sangat dipadati kendaraan, maklum lah besoknya adalah long weekend hari raya waisak ditambah cuti bersama 23 - 24 Mei 2024, disambung dengan libur sabtu dan minggu. Tak heran semua orang rela berdesakan dijalan untuk pulang ke rumah. Termasuk saya, ingin segera pergi liburan yang sudah direncanakan jauh hari. Setelah mengganti batik dengan kaos national geographic andalan saya, ojek online pun tiba pukul 19.30 WIB. Tujuan saya adalah Plaza Slipi Jaya, tempat persinggahan bus primajasa menuju pelabuhan Merak, Banten. Karena saya posisinya di Jakarta Pusat maka agak mundur kalau harus ke Kampung Rambutan, setelah riset dari mbah google ketemulah persinggahan bus yaitu di Slipi Jaya. Berusaha tetap fokus walau pikiran sudah di Lampung Tak ada 10 menit saya nunggu, bus pun tiba. Pas saya masuk kursinya sudah hampir penuh dan teranca...

TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS : DULU BERJAYA, KINI KURANG MEMPESONA. INI PENYEBABNYA!

Taman Nasional Way Kambas (TNWK) merupakan pusat konservasi Gajah Sumatera yang ada di Provinsi Lampung sebelah timur. Di TNWK terdapat sebuah fasilitas bernama Pusat Lektur Gajah (PLG) yang terletak di Way Kambas. PLG dulu sangat berjaya dan ramai dikunjungi orang, namun sekarang.. seperti kurang mempesona. Kenapa ? Saya coba ceritakan dari sudut pandang pribadi dan ini merupakan opini sendiri karena saya melihat langsung kesana dan ngobrol dengan orang disana. Mohon koreksi di kolom komentar kalau ada kekeliruan ya! Kalimat pada judul adalah "Dulu Berjaya, Kini Kurang Mempesona". Artinya saya akan pecah dulu menjadi 2 bagian yaitu Way Kambas dulu dan Way Kambas sekarang. Fair ya ? PLG Way Kambas dulu pengunjungnya banyak, bisa ratusan setiap hari. Apalagi hari libur sekolah atau hari raya. Bisa seribuan orang setiap harinya. Itu terjadi di tahun 90an hingga penghujung 2020. Jika saya posisikan sudut pandang pengunjung di rentang tahun itu, saya rasa tempat wisata PLG ini me...

Backpacker -di sebagian- Sumatera Selatan, modal 450 ribu saja

Kamu berani coba gak, sejauh mana sih uang 450 ribu bisa membawa kamu ?  Jadi konsep backpacker saya kali ini agak unik sih. Perjalanan dari Jakarta ke Sumatera entah sampai mana Sumateranya asal cukup 450 ribu.  Perjalanan diawali dari Slipi Jaya karena disini deket kantor saya dan dilewati sama bus primajasa tujuan pelabuhan merak. Ongkosnya 42 ribu, jadi sisa duit 450-42 = 408 ribu. Setibanya di pelabuhan merak saya langsung beli tiket ekonomi seharga 24 ribu dan kapal feri pun angkat sauh menuju Bakauheni, gerbangnya pulau Sumatera. Sisa duit 408-24 = 384 ribu. Ticket Counter Suasana malam di pelabuhan merak Kapal Feri siap berangkat Bisa tidur didalam kapal, untung bawa selimut adventure Penyebrangan 2 jam ternyata ga kerasa udah sampai di Bakauheni. Disana banyak sopir travel tujuan Bandar Lampung yang nawarin. Tapi karena ongkosnya cukup mahal -antara 75 s.d 100 ribuan- jadi saya milih nunggu bus Damri ke arah lampung timur yang berangkat jam 5 pagi. Ongkosnya 45 ribu a...

Tiba di Bandara Ninoy Aquino International Airport di Manila, Filipina : Hampir Kena Tipu Sopir Taksi Online!

Mendarat di Filipina, Imigrasi yang Ramah Minggu dinihari saya mendarat di bandara Ninoy Aquino International Airport di Manila, Filipina. Bandara yang tidak terlalu besar memudahkan saya menemui line imigrasi dan tentunya petugasnya cukup ramah jika dibanding negara lain. Saya ditanyai rencana liburan di Filipina, namun karena saya sudah punya plan yang sangat jelas di buku perjalanan saya, maka hal itu tidak menjadi halangan yang berarti dan saya pun diperbolehkan masuk Negara Filipina. Yeay!. Menuju Titik Penjemputan di Abraham Manila, Kota Makati Masih di kawasan bandara Ninoy Aquino, saya tentu mencari ATM dulu untuk ngambil cash karena memang ga ada persiapan dari Indonesia. Oya, sebelum sampai di Filipina, saya liburan dulu di Malaysia selama 3 hari. Nah setelah ngambil beberapa Philipinnes Pesos saya mulai cari tau transportasi keluar bandara menuju ke titik penjemputan travel. Ternyata, kita bisa menggunakan transportasi online bernama Move-it, alhasil sambil sarapan subuh say...

Tanjung Bira, Pantai Eksotis di Ujung Selatan Sulawesi

Dari Pulau Selayar mau balik ke Makassar ternyata tak ada jadwal penerbangan selama seminggu kedepan. Jadi pilihannya hanya 2 yaitu naik Bus di keesokan harinya dan langsung sampai Makassar atau naik kapal feri hari ini tapi harus mendarat di Bulukumba. Akhirnya yasudah, ke Bulukumba deh. Langsung browsing tiket @ASDP dan ketemu jadwal kapal dari pelabuhan Pamatata menuju pulau utama di titik nol Sulawesi itu, berangkat jam 1 siang ini. Jadwalnya memang hanya ada 2 yaitu pagi dan siang. Tiketnya murah hanya 18 ribu rupiah saja. Selepas sholat Jum'at di masjid pelabuhan Pamatata Selayar, kapal angkat sauh dan memulai pelayaran menuju ke arah utara. Selama 4 jam perjalanan saya tertidur pulas karena kan kemarin melaut dan nangkep ikan sama warga lokal. Begadang lah.. Setibanya di pelabuhan Bira saya lupa udah gak pegang uang dan untungnya energi terisi penuh saya pilih jalan kaki saja menuju pantai pasir putih Tanjung Bira. Ditengah perjalanan saya sempatkan beristirahat sejenak di M...