Pulau Komodo; bersama teman-teman senasib sepenanggungan.. |
Pertengahan Oktober 2024 Saya mengunjungi Taman Nasional Komodo di Kab. Manggarai Barat, NTT, Pulau Flores (Indonesia Timur).
Komodo (Varanus komodoensis) adalah kadal raksasa yang bisa mencapai panjang 3 meter! Mereka hanya bisa ditemukan di beberapa pulau di Indonesia, seperti Komodo dan Rinca. Komodo punya indra penciuman yang sangat tajam, jadi mereka bisa mencium mangsa dari jauh. Predator ini memiliki rahang yang kuat dan gigi tajam, membuatnya bisa mengalahkan hewan yang lebih besar. Selain itu, mereka suka berjemur di bawah sinar matahari dan bisa hidup sampai 30 tahun di alam liar.
Di Pulau Komodo terdapat pilihan paket trekking rute jauh, sedang, dan dekat. Masing-masing tergantung kesepakatan bersama kelompoknya. Selama disana, kita wajib didampingi ranger -pawang komodo terlatih- dan kami memilih trek sedang ditemani oleh ranger bernama Kak Ale.
![]() |
Kak Ale, ranger yang mendampingi kami trekking di Pulau Komodo, sedang memimpin briefing. |
Komodo merupakan bagian dari keluarga Varanidae, yang juga mencakup biawak dan kadal lainnya. Sebagai saudara dekat biawak, komodo memiliki banyak kesamaan, seperti bentuk tubuh dan kebiasaan berburu. Namun, ukuran komodo yang jauh lebih besar dan kemampuannya sebagai predator puncak membuatnya unik. Semua anggota keluarga Varanidae memiliki fitur seperti lidah bercabang, yang membantu mereka mendeteksi bau, dan sebagian besar hidup di habitat yang mirip, seperti hutan dan savana. "Komodo juga punya seperti radar ditengah-tengah antara matanya, itu fungsinya buat keseimbangan dia, kalau dia lagi agresif kita pukul sedikit di area situ dia bakal lari menjauh", terang kak Ale.
Adegan dilakukan oleh profesional, JANGAN DITIRU ! |
Sepanjang trekking Kak Ale berkisah bahwa komodo ditemukan oleh ilmuwan Belanda, Albertus Magnus, pada tahun 1910. Saat itu, ia melakukan ekspedisi ke Pulau Komodo dan terpesona oleh kadal raksasa ini. Penemuan ini menarik perhatian dunia, dan komodo kemudian dikenal sebagai "naga Komodo." Sejak itu, komodo menjadi objek penelitian dan perlindungan, karena statusnya yang terancam punah. Penemuan ini juga membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi habitat asli mereka di Indonesia. "Ya sekarang ini, komodo kan udah jadi simbol keanekaragaman hayati Indonesia", kata Kak Ale.
![]() |
Gerbang utama akses Pulau Komodo |
Taman Nasional Komodo, yang didirikan pada tahun 1980, adalah rumah bagi komodo dan berbagai spesies unik lainnya. Terletak di Nusa Tenggara Timur, taman ini mencakup pulau Komodo, Rinca, dan Padar, serta lautan sekitarnya. Taman ini terkenal dengan keindahan alamnya, dari pantai berpasir putih hingga terumbu karang yang kaya. Selain melindungi komodo, taman ini juga berfungsi sebagai tempat penelitian dan ekowisata. Setiap tahun, ribuan pengunjung datang untuk menyaksikan keajaiban alam ini dan berinteraksi dengan flora dan fauna yang beragam.
Komodo menghadapi ancaman serius yang mengancam kelangsungan hidupnya. Salah satu penyebab utama adalah hilangnya habitat akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia, seperti deforestasi dan pembangunan. Selain itu, jumlah mangsa alami seperti rusa yang menurun juga berdampak pada populasi komodo. Perburuan ilegal dan konflik dengan penduduk lokal memperburuk situasi. Penyakit yang dibawa oleh hewan domestik juga menjadi ancaman tambahan. Semua faktor ini membuat komodo terancam punah, sehingga perlu upaya konservasi yang lebih intensif untuk melindunginya. Saat ini, diperkirakan hanya tersisa sekitar 2.500 ekor komodo di alam liar.
Kak Ale menyebut bahwa gigitan komodo mengandung racun yang berasal dari kelenjar saliva mereka. Racun ini mengandung bakteri patogen dan senyawa kimia yang dapat menghambat pembekuan darah, membuat mangsa lemah dan mudah ditangkap. Meskipun tidak mematikan bagi manusia, racun ini efektif dalam membantu komodo mengalahkan mangsa besar di alam liar. "Ya bener, itu. Ada 60 jenis bakteri di mulut komodo. Kalau ditotal milyaran-lah bakterinya, cuma jenisnya 60 jenis. Kalau kena gigit itu bisa bikin darah kita gak berhenti ngalir dan jadi lemas karena kehabisan darah." Sementara jika sudah terkena gigitan komodo maka ada prosedur pertolongan pertama dan tentu sambil dibawa ke rumah sakit di Labuan Bajo yang berjarak 2-3 jam perjalanan dengan speedboat. "Langsung itu kita bawa ke Bajo, disini kan tidak ada ee namanya rumah sakit. 2-3 jam lah sampai bisa pakai speedboat, kalau telat sampai ya diikhlaskan saja (meninggal)". Lanjut kak Ale.
Melestarikan komodo memerlukan upaya terpadu. Pertama, perlindungan habitat alami mereka sangat penting; ini bisa dilakukan dengan mengatur zona konservasi dan larangan penebangan. Kedua, edukasi masyarakat lokal tentang pentingnya komodo dan ekosistemnya dapat mengurangi konflik. Ketiga, pengawasan terhadap perburuan ilegal harus diperketat. Selain itu, program penelitian dan pemantauan populasi perlu dilakukan untuk memahami dinamika komodo. Akhirnya, promosi ekowisata yang bertanggung jawab bisa mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekaligus mendukung konservasi. "Ya, kita sih, tentu harapannya semakin banyak orang yang berkunjung kesini, selain bisa melihat hewan satu-satunya di dunia ini, kan bisa juga nambah, apa, nambah pemasukan gitu lho Mas buat warga sini, he he he". Tutup kak Ale.
Muby - Oktober 2024
Galeri :
Comments
Post a Comment