Skip to main content

Bukit Ollon Toraja, Surga Tersembunyi di Sulawesi Selatan yang Amat Potensial


Pernahkah kalian melihat hamparan perbukitan luas sejauh mata memandang ? Jika kalian berpikir bukit terkeren ada di Filipina yaitu Chocolate Hills berarti Anda belum liat Bukit Ollon.

Pemandangan dari Puncak Bukit Ollon, Toraja, Sulawesi Selatan
 

Bukit Ollon terletak di Poton, Bonggakaradeng, Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Tempat eksotis ini berjarak +-40 KM dari pusat kota Toraja atau dapat ditempuh dalam 2 jam perjalanan saja. Meski demikian kita harus benar-benar "berani" jika berencana untuk mengunjungi Bukit Ollon ini. Pasalnya, jalan berkelok dan medan yang terjal naik dan turun menjadi tantangan tersendiri, dan perjalanan jadi terasa sangat jauh.

Berapa kali nyebrang jembatan ya ?
 

Sepanjang perjalanan kita disuguhkan pemandangan yang sungguh memanjakan mata. Hamparan perbukitan yang seolah saling tumpuk menumpuk bergandengan, lengkap dengan aliran sungai deras seperti membelah dan memisahkan perbukitan itu. Perjalanan yang cukup sulit ditambah dengan tekstur jalan yang belum sepenuhnya selesai saat itu (akhir Agustus 2023) membuat jalanan sangat susah dilalui, beberapa kali mengalami selip dan hampir tergelincir saat melewati medan turunan yang berkelok.

Ku kira udah deket, masih jauh bree..

 Saking sulitnya, hingga selama perjalanan saya jarang menemukan orang lain yang akan kesana juga, alias saya pergi sendirian. Terkadang ada truk, ya truk proyek. Tapi wajar saja karena memang pemerintah provinsi Sulawesi Selatan baru akan meningkatkan potensi Ollon dan masuk dalam proyek strategis bidang kepariwisataan khususnya di Sulawesi. Hingga tulisan ini dibuat, sudah banyak orang yang membuktikan kecantikan Bukit Ollon, terlebih jika kebetulan bertemu segerombolan kuda liar, pasti jadi pengalaman yang tak terlupakan.

Disini udah deket ? boro boro.
 

Perjalanan yang saya tempuh menggunakan motor matic rentalan yang mengkhawatirkan akhirnya tiba di desa terpencil bernama Desa Poton, Bonggakaradeng. Itulah desa paling ujung yang menjadi gerbang terakhir masuk ke Bukit Ollon. Dari desa Poton tinggal naik beberapa ratus meter saja keatas bukit masih dengan matic rental yang saya beri nama si takdir. Akhirnya saya parkirkan si takdir di batas maksimal yang dia mampu -sebenarnya ada motor trail yang berhasil naik, tapi si takdir ini ga sanggup-.

Ini jembatan terakhir sebelum masuk ke Desa Poton

Saya lanjutkan pendakian dengan kemiringan 35 derajat, napas habis, ransel berat, sepatu licin kena lumpur, lengkap sudah. Tiba di puncak tertinggi bukit itu sekitar jam setengah 6 sore dan langsung pasang tenda ditengah kencangnya angin menerpa. Saya membawa tenda dari Jakarta, dipakai di beberapa tempat diantaranya Pulau Gusung Selayar, Tanjung Bira, dan Lolai To'Tombi nah kali ini mau nenda di puncak bukit Ollon. Tantangan terbesarnya adalah angin dan kemiringan, memang tenda dapat berdiri tegak tapi kiri kanan langsung jurang mini, sehingga senter saya jatuh dan menggelinding kebawah dan ikhlaskan saja.

Ransel 15 Kg
 

Perjalanan saya memakan waktu 3 jam karena banyak berhenti, ada nyasar, motor yang selip, bikin vlog, dan ngobrol sama orang di warung. Meski hanya ditemani si takdir, matic rental mengkhawatirkan itu, yang aduh pokoknya.. Akhirnya saya tiba juga dan berhasil nyampe sini. Saya bangga dengan perjalanan ini, tidak semua orang bisa kesini. Luar biasa ciptaan-Mu Yaa Allah...

Beres setup tenda, cekrak cekrek dulu lah.

Saya bermalam dan bertahan dengan beberapa biskuit dan satu botol mineral, jauh dari kata kenyang tapi alhamdulillah cukup. Sayang sekali saya tidak ketemu dengan gerombolan kuda liar, semoga satu saat nanti bisa melihat langsung. Next time I'll be back...

 

Muby 







Comments