Pelanggan adalah aset yang penting bagi perusahaan. Tanpa pelanggan, darimana perusahaan mendapatkan uang ?
Sederhananya begitu. Maka, dewasa ini perusahaan skala mikro maupun nasional berlomba-lomba "memelihara" pelanggannya. Seperti dituliskan dalam artikel sebelumnya mengenai keterampilan berkomunikasi yaitu Terampil Berkomunikasi : Langkah Awal Memiliki Jiwa Service Berbasis Experience, terdapat latihan kasus untuk melatih cara menyampaikan empati dengan tepat sasaran.
Berikut adalah pertanyaan dari pelanggan :
"Bapak Muby : Dear Admin, min tolong dong email Saya tuh dibales!! masa udah 3 hari gini gak ada balesan sama sekali?? Gimana ini? Berkas klaim saya jadi ngambang ga ada kejelasan.."
Berbagai tanggapan mulai masuk memenuhi ruang kolom komentar dan saya dapat beberapa contoh yang mungkin bisa memperjelas perbedaan antara empati yang baik diwakili oleh kelompok A dan yang masih belum tepat sasaran diwakili kelompok B.
Respon kelompok A (sudah cukup baik menyampaikan empati):
- Kepada Yth, Bapak Muby. Terima kasih atas email Bapak Muby kirimkan dan kami mohon maaf atas keterlambatan dalam membalas pesan Bapak. Kami memahami kekhawatiran Bapak terkait klaim yang belum mendapatkan tanggapan. Kami ingin memastikan bahwa klaim Anda tetap menjadi prioritas kami dan saat ini sedang dalam proses verifikasi. (Fitri Pratiwi)
- Dear Bapak Muby, sebelumnya mohon maaf atas ketidak nyamanannya, dan kami sangat memahami atas kendala yang terjadi ya Pak yang menyebabkan Bapak Muby harus meluangkan waktu lebih untuk mengkonfirmasi kembali melalui email, sekali lagi kami mohon maaf ya Pak. (Elsa Fransisca)
- Dear Bapak Muby, perkenalkan saya Moni staff yang akan membantu Bapak. Terimakasih atas email yang sudah Bapak kirimkan dan sebelumnya kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang Bapak alami, tentunya Saya akan merasakan hal yang sama apabila berada di posisi Bapak. (Moni Sarisa)
- Kepada yang terhormat Bapak Muby, perkenalkan saya Edi. Sebelumnya mohon maaf atas ketidaknyamanan yang bapak alami, kami sangat mengerti sekali kondisi yang Bapak Muby alami. Kami selalu do’akan bapak dan keluarga selalu di berikan kesehatan kedepannya. Terkait proses klaim yang Bapak Muby ajukan saat ini sedang dalam proses analisa tim kerja terkait. (Edi Minarcoko)
- Yang Terhormat Bapak Muby, Perkenalkan saya ****** staff yang akan membantu bapak. Sebelumnya saya memohon maaf atas ketidaknyamanannya, terkait dengan kendala yang bapak alami akan kami tindaklanjuti ke unit kerja terkait. (Sudah cukup baik dalam meminta maaf kepada pelanggan, namun belum ada kalimat empati dan cenderung langsung membahas hal teknis (unit terkait)).
Yang terhormat Bapak Muby, mohon maaf atas ketidaknyamanan yang Bapak alami saat ini. Terkait dengan kendala tersebut....... (belum ada kata empati).
Yang terhormat Bapak Muby. Sebelumnya mohon maaf atas ketidaknyamanannya yang saat ini Bapak alami, bahwa pengajuan klaim Bapak saat ini masih dalam proses analisa oleh unit kerja terkait kami, mohon kesediaan Bapak Muby dapat menunggu proses selanjutnya. (kurang menunjukkan empati).
Baik Pak Muby, kami memahami apa yang dirasakan bapak saat ini dan kami meminta maaf atas ketidaknyamanan sebelumnya. (kata empati sudah ada, yaitu kata-kata memahami apa yang dirasakan pelanggan, tapi terlihat baru alakadarnya saja tidak spesifik).
Comments
Post a Comment