Friday 27 October 2017

Isi Tas Anak Millennials Saat Sekolah Dasar

Bernostalgia memang tidak akan ada habisnya apalagi jika yang dibahas adalah seputar jaman sekolah dasar. Bagi Millennials yang lahir di 90-an,  kenangan tersebut sudah berlalu sekitar 15 tahunan yang lalu. Meskipun sudah berlalu selama itu, kadangkala memori tentang masa-masa itu terlintas di benak kita. Seperti Admin yang baru saja mengingat kembali isi-isi dari tas gendong yang selalu menemani pagi hingga siang.

Inilah isi dari tas kita sewaktu sekolah dasar :

1. Tempat Pensil
Barang yang satu ini adalah tempat menyimpan segala rupa peralatan tulis menulis (kecuali buku yaa, he he). Desainnya yang paling berkesan adalah adanya beberapa slot untuk pensil dan mekanisme berupa engsel untuk mengambil dan kembali menyimpannya. Selain itu, tempat pensil ini memiliki area basement alias lantai bawah untuk menyimpan pulpen, penghapus dan lainnya. Merk yang paling terkenal adalah -lupa- pokoknya itu deh ya. Biasanya anak laki-laki warnanya biru dan perempuan pink. Tak kalah memorable, biasanya isi pensil ini memunculkan bunyi berisik saat disimpan didalam tas, karena pulpen yang berada di lantai basement itu.

2. Penghapus
Didalam kotak pensil, kita juga punya penghapus. Ada berbagai macam penghapus yang unik dari yang bergambar bendera internasional, berbentuk buah, ada sablon huruf, bahkan ada pula penghapus tuntas berwarna merah biru, sekali hapus tuntas hingga kertasnya! ha ha ha.. Biasanya penghapus digunakan saat kegiatan mengisi buku LKS, atau saat menggambar. 

3. Pensil Isi Ulang
Pensil ini bukan track pen yang populer belakangan. Pensil ini memiliki isi-isi yang bisa kita tukar posisi paling bawah keatas -gimana jelasinnya ya- Intinya, pensil ini cara kerjanya ketika yang paling bawah udah tumpul, kita cabut dan pindahkan keatas. Hal memorable-nya adalah ketika muncul masalah yaitu saat bibir batang pensil bagian ujung bawah agak belah. Sehingga isi pensilnya agak goyang, perlu keahlian khusus untuk menulis rapi dalam keadaan seperti ini. Juga terkadang kita gigit gigit ujung atasnya dan enak juga seperti rasa permen susu. Ha ha..

4. Tipp - Ex
Kids Jaman Now dimudahkan dengan hadirnya correction pen a.k.a tipe-x yang seperti kertas dengan mekanisme mirip selotip. Namun Kids Jaman Old, tentu pasti mengenal tipe-x legendaris ini. Dia berdua, berwarna merah dan hijau. Merah berfungsi untuk tipe-x nya, dan hijau sebagai thinnernya. Jaman dulu anak SD yang punya ini tuh keren banget, karena pasti punya orang tuanya. Pemakaiannya juga ribet, tutupnya yang spiral dan menyatu dengan kuas, menjadikan alat ini kurang praktis namun cukup helpful lah pada jamannya.

BACA JUGA :

5. Serutan Pensil

Serutan ini cukup kontroversial. Disamping fungsi utamanya untuk melancipkan kembali pensil, ternyata ada fungsi lain yang hanya dimanfaatkan oleh anak laki-laki. Mitos pun beredar mengenai serutan ini, dimana kalau kita membersihkannya dengan cara meniup maka rumornya serutan akan cepat tumpul. Kenapa begitu ? jawaban paling masuk akal adalah saat kita meniup dari jarak dekat, embun atau butiran air tak terlihat akan menempel pada pisau serutnya sehingga jika dibiarkan maka korosi akan terjadi.

6. Pisau Lipat

Sebetulnya alat ini sangatlah berbahaya. Pisau lipat ini bisa melukai penggunanya, bahkan anak lain jika berkelahi. Hiiy sereemm.. Tapi alat ini sangat membantu dalam keadaan darurat seperti ketika kita ingin meraut pensil tanpa serutan, memotong kertas, mengupas buah dari pohon belakang sekolah, bahkan ketika kita iseng motong-motong penghapus. Ada-ada ajaa yah.. ha ha.

7. Pensil Karet Gelang
Entah siapa pemrakarsa ide ini. Karet digulung, ditali, dan dipasangkan diujung pensil supaya bisa jadi penghapus, coba!. Bagaimana bisa kita sebut anak millennials tidak kreatif ? Tapi kadang hasil hapusannya berbekas warna hitam deh. Tapi untuk kondisi darurat, mah, oke oke aja lah yaa.

BACA JUGA :

8. Pulpen Wangi 'Narkoba' / Nyala
Produsen pulpen ternyata sudah jeli menyasar anak SD kala itu. Mereka membuat pulpen menarik yang bisa nyala saat dipake menulis. Ada pula yang tintanya wangi dan rumor beredar kata anak-anak lain sih itu pulpen narkoba. Benar atau tidak, yang jelas pulpen yang ada tali pada tutupnya itu udah ditarik dari pasaran karena mengandung zat berbahaya.

9. Sempoa
Entah kenapa saat menginjak kelas 2 SD justru malu pake alat berhitung yang satu ini. Ya, alat hitung tradisional ini bernama sempoa. Bentuknya mirip -tatakan cermin kali ya?- nah dan dia punya banyak biji mote / manik. Cara berhitungnya sih tetep kudu mikir.. Geser 5, ditambah 7.. tetep kita hitung ulang. Aneh tapi nyata.

10. Buku Sampul Cokelat
Sebetulnya sampul buku tulis ini tidak melulu memuat kata "Sukses bagi si Rajin". Namun ada juga kata-kata motivasi lain atau kata -pangkal pangkalan itu apa ya, lupa he he- Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya, dan sebagainya. Ciri khasnya adalah ada kolom khusus untuk kita menuliskan nama, nama sekolah, kelas berapa dan nama mata pelajarannya apa. Sampul bagian belakang biasanya ada pancasila dan tabel daftar mata pelajaran dari senin hingga sabtu.

Nah, Millennials..Itulah dia beberapa barang yang pernah menemani kita selagi jaman sekolah dasar dulu. Sedikit tapi cukup mengembalikan kenangan saat menimba ilmu dulu kala. Kalo ada yang kurang, mungkin Admin lupaa.. 15 tahun lalu cuuy.. (MN).

Artikel Menarik Lainnya :

Thursday 26 October 2017

6 Hal Positif Ini Wajib Kamu Lakukan Selagi Muda

 
Masa muda, masa yang berapi-api..
Yang maunya menang sendiri,
Walau salah tak peduli.. Ho..ho..ho

Kutipan lagu Bung Haji Rhoma Irama tersebut berjudul Darah Muda. Ada benarnya juga, sih. Tapi masa udah salah tapi tetep gak peduli, he he..

Sahabat millennials, kini di tahun 2017 generasi kita sedang memenuhi sepertiga jumlah penduduk di tanah air. Menurut survey data sensus Indonesia di tahun 2015, dari 255 juta penduduk yang telah tercatat, 81 juta diantaranya adalah kita.
  • Kita yang lahir diantara tahun 1981 - 2000
  • Kita yang lahir pada masa TV sudah berwarna dan ber-remotre, dan internet
  • Kita yang saat ini berusia sekitar 17-37 tahun
  • Kita yang disebut generasi Millennials
Dalam usia produktif ini, ada banyak hal yang bisa kita lakukan mulai dari yang positif hingga belum positif. Setidaknya ada 6 hal yang wajib dilakukan selagi masih muda, tujuannya adalah kejayaan di masa tua.
1. Bangun network selagi muda
Saat ini banyak sekali jejaring sosial yang memungkinkan kita mengetahui dan diketahui ribuan orang diluar sana. Apakah itu yang disebut networking ? bagi sebagian orang yang telah sukses menjadi selebgram, hal itu sangat menguntungkan mereka. Namun bagi kita yang belum jadi siapa-siapa ? Segeralah bangun relasi dengan orang-orang baru yang dapat Anda temui di acara seminar, pameran, atau kegiatan lainnya yang memungkinkan Anda berkenalan dengan orang baru. Selain melatih kemampuan komunikasi, cara ini terbukti efektif memupuk rasa percaya diri, bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa mereka yang Anda ajak berkenalan akan menjadi relasi bisnis dimasa mendatang.

2. Terus pelajari hal baru
Peliharalah rasa ingin tau yang Anda miliki. Generasi kita diuntungkan dengan luasnya jaringan informasi yang bisa kita akses dimanapun dan kapanpun. Melenceng sedikit dari hobi yang biasa Anda lakukan tak apalah. Misal Anda mulai belajar membuat aplikasi android berbekal googling, coba membuat vlog, mengunggah video DIY (do it yourself), atau belajar bahasa baru menggunakan google translate dan youtube. Semua itu menyenangkan untuk mengisi waktu luang, selain itu hal tersebut bisa menjadi kebanggan Anda dimasa mendatang.

BACA JUGA :

3. Lakukan apa yang menurutmu baik dan benar

Nah, ini bukan seperti yang dalam lirik bang Haji tadi. Namun lebih kearah melakukan hal positif yang menurut keyakinan Anda itu baik dan benar. Misal, kadang kita merasa malu turun dari kendaraan untuk mengurai kemacetan di suatu perempatan. Namun jika dicoba, hal sederhana itu bisa meningkatkan kedewasaan Anda dalam bersosialisasi. Lebih dari itu, jika ada pengendara lain ada yang memvideokan aksi Anda lalu mengunggahnya di laman jejaring sosial mereka, bisa jadi Anda terkenal dalam waktu singkat. Kan ?
 
4. Catat selalu hal penting
Hanya sedikit sekali orang yang menyadari bahwa mencatat itu penting. Banyak orang yang menganggap bahwa kegiatan mencatat adalah hal yang kuno, membosankan, menyita waktu dan sebagainya. Banyak pula yang beranggapan bahwa otak kita mampu mengingat, kok, jadi tidak perlu dicatat. Salah besar. Minimal mencatat hal-hal seperti to-do-list di H-1 akan sangat membantu kita dalam mengerjakannya tanpa lupa satu pun (karena sudah dicatat, he he). Keuntungan lainnya adalah dimasa depan kita bisa kembali membaca-baca catatan tersebut dan tersenyum geli. Seperti suatu ketika Anda melihat memories di FB, kenangan tentang apa yang pernah Anda tuliskan pada status FB. Apa yang Anda rasakan ?

5. Temukan passionmu
Jangan sekali-kali menjadi orang lain. Temukan apa passion yang Anda sukai dan membawa aura positif bagi Anda. Mencari passion diri Anda tidaklah sulit. Cukup coba segala hal yang membuat Anda tertarik, susun list hobby apa saja yang pernah Anda geluti. Cermati yang manakah yang bisa lebih dimaksimalkan, terutama untuk menambah uang jajan. Misal, sedari kecil Anda suka dengan mainan Tamiya, bukan tidak mungkin Anda membuka toko online "A Moment to Remember Shop" disana Anda bisa menjual barang-barang yang pernah menjadi idola kala masih kecil. 

BACA JUGA :

6. Perbanyak liburan
Anekdot berkata bahwa "Orang yang lebih sering liburan, karirnya akan terus maju". Hal ini bukanlah isapan jempol belaka. Banyak orang yang sukses justru karena sering liburan entah itu dalam atau luar negeri. Kebanyakan dari kita berfikir harus sukses dulu baru bisa jalan-jalan, namun para pengusaha sukses justru kebalikannya. Dari seringnya jalan-jalan, mereka menemukan hal-hal baru yang bisa diposting, membangun kesan untuk orang lain yang tertarik dengan Anda dan bisa jadi itu adalah calon relasi bisnis Anda. Di sisi lain banyak yang kekeuh bahwa liburan kan butuh biaya banyak, ya memang kalau tidak direncanakan akan membuat bangkrut seketika. Namun jika disiapkan jauh-jauh hari (3-4 bulan) hal itu kemungkinan besar terwujud.

Sahabat millennials, itulah 6 hal positif yang bisa kita lakukan selagi kita masih muda. Muda bukan berarti harus diam saja untuk menunggu tua, menikmati semua fasilitas yang ada . Justru masa muda kita maknai sebagai cara untuk mempersiapkan diri pada kehidupan berikutnya : TUA. (MN)

Artikel menarik lainnya :


Sunday 22 October 2017

Unlocking The Power of Mind

Jika admin boleh menebak, pasti Anda pernah menonton film kungfu komedi yang disutradarai, diproduseri sekaligus dibintangi Stephen Chow yang dirilis tahun 2004 berjudul Kungfu Hustle. Film tersebut mengisahkan seorang gelandangan bernama Sing (Stephen Chow) yang sangat berambisi untuk menjadi anggota gangster 'Kapak Merah' yang terkenal dengan keganasannya ketika beraksi. Di akhir cerita sang gelandangan justru berbalik melawan geng kapak merah dan memenangkan pertarungan dengan seorang master kungfu gila, karena kemunculan Chi-nya yang tiba-tiba.

Chi. Apa itu Chi ?

Masyarakat Tionghoa mengenal Chi sebagai sebuah aliran energi yang berasal dari alam dan tubuh yang menyatu. Chi kemudian mampu memunculkan kekuatan yang luar biasa dan bahkan diluar batas kewajaran. Pada film Kungfu Hustle digambarkan bahwa setiap manusia memiliki energi Chi yang 'menunggu' untuk diaktifkan. Cara membebaskan aliran Chi-nya bisa bermacam-macam, namun pada film tersebut energi Chi bisa terbebas dan mengalir dengan luar biasa akibat sang pemeran utama, Sing, dipukul habis-habisan hingga kepalanya masuk ke tanah.

Nah, ini adalah scene penting yang belakangan diketahui membuat aliran Chi-nya si Sing jadi terbuka.


Tentu saja tak lama setelah scene ini, Sing yang dibawa kabur oleh pasutri kungfu segera dirawat dan akhirnya sembuh dengan membawa kekuatan baru.

"..Berkat pukulan itu, aliran Chi pemuda ini jadi terbuka.."

Sahabat pembaca..

Begitu juga yang bisa dialami oleh kita sebagai manusia biasa yang tak memiliki kekuatan super. Terkadang untuk menemukan sesuatu yang tersembunyi dari dalam diri, kita harus lebih dulu menerima hal-hal yang mungkin pahit menyakitkan. Namun setelah hal itu berhasil Anda lewati dengan baik, maka bersiaplah menerima kemajuan yang luar biasa.

Pada artikel Hypnoselling, kekuatan pikiran manusia pada umunya hanya baru digunakan sebanyak 12% saat berada dalam keadaan sadar. Jadi sebenarnya, pikiran kita belum digunakan dengan maksimal. Lalu, 88% nya kemana ? Sisanya justru yang lebih banyak itu ada pada kondisi ketika kita tidak sadar, atau lumrahnya disebut alam bawah sadar. Alam bawah sadar menyimpan energi tak terbatas yang bisa digunakan untuk hal-hal luar biasa.

Lalu bagaimana membuka akses ke 88% kekuatan pikiran ? Bagaimana membuka gerbang pikiran bawah sadar ? Ada 3 hal yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Repetisi / Pengulangan
  • Figur Kuat
  • Emosional
(MN)


Monday 16 October 2017

Mengatasi Prasangka Pribadi dalam Public Speaking yang DADAKAN!!!

Lumrah rasanya jika Anda menjadi sangat grogi ketika diminta secara DADAKAN agar tampil didepan publik untuk membawakan sebuah pesan tertentu yang dibalut dalam pidato, ceramah, atau kegiatan public speaking lainnya. Berbagai prasangka pribadi muncul sebagai respon dari kepanikan diri, yang sebetulnya timbul karena Anda belum benar-benar siap menghadapinya. Yaa iyalah, wong dadakan !

Prasangka berarti membuat keputusan sebelum mengetahui fakta yang relevan mengenai suatu objek atau kondisi tertentu. Prasangka lebih sering memiliki konotasi negatif ketimbang positif, karena prasangka sering disandingkan dengan hal-hal yang bersifat menjauhi, menghindari atau bahkan menolask sama sekali.

Menurut Kartono, (1981) menguraikan bahwa prasangka merupakan penilaian yang terlampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifatnya berat sebelah dan dibarengi tindakan yang menyederhanakan suatu realitas.

Prasangka memang alami, bahkan terkadang perlu supaya kita bisa lebih matang dalam persiapan. Bayangkan jika manusia tidak pernah punya prasangka terhadap hal-hal yang gaib ? (just an example).

Apapun definisinya, prasangka pribadi sebelum memulai berbicara didepan publik perlu diatasi dengan segera supaya keadaan yang sesungguhnya nanti benar-benar berbalik dengan apa yang kita pikirkan diawal. Sebelum kita mulai bahas cara mengatasinya, kita perlu pelajari dulu kenapa prasangka itu ada, bagaimanakah awal mula munculnya prasangka ?  


Awal Mula Munculnya Prasangka dalam Public Speaking

1. Ketidaksetaraan Diri
Aku mah apa atuh ? Saya mah cuma apa ?

Perasaan lebih rendah dibanding para audiens yang akan hadir saat Anda berceramah ria, merupakan salah satu awal mula munculnya prasangka pribadi. Jika terus dipelihara, rasa ini akan sangat merusak wibawa Anda sendiri dengan perlahan.

2. Identitas Diri
Tidak percaya akan identitas diri adalah bibit prasangka pribadi yang selanjutnya. Identitas yang dimaksud disini adalah seberapa terkenal dan kredibel-kah Anda sehingga harus berdiri dihadapan publik dan memberikan ceramah kepada mereka.

Dua hal yang menjadi awal mula munculnya prasangka pribadi diatas tentu menimbulkan situasi yang  tidak menguntungkan bagi kita yang sudah ditunjuk untuk berbicara didepan publik. Berikut kita bahas prasangka yang muncul akibat dua hal diatas.

Aneka Prasangka Pribadi dan Cara Mengatasinya

1. Prasangka Bahwa Peserta yang Hadir, 'Lebih' dari Kita.

Prasangka pertama ini muncul karena kita MERASA tidak setara dengan audiens kita nanti. Tips pertama Anda perlu melakukan riset sederhana untuk mengetahui siapakah mereka, berapa rata-rata usianya, apa jabatannya dan yang terpenting adalah apa ekspektasi mereka terhadap hasil dari acara tersebut. Cara ini cukup ampuh diterapkan oleh para professional, hanya saja mereka melakukan riset sederhana ini dari awal dibukanya pendaftaran. Mereka sudah menyiapkan form pendaftaran yang berisi informasi-informasi yang berguna untuk analisa audiens.

Jika Anda tidak bisa menemukannya sebelum naik podium, maka Anda perlu secara DADAKAN menggunakan pertanyaan-pertanyaan tadi untuk membuka ceramah Anda. Sebagai contoh ketika kaki Anda mulai naik keatas podium dengan mantap diiringi musik dan suaran panggilan dari moderator, lalu saat Anda pegang mikrofon, setelah hening lalu Anda angkat tangan kiri Anda dan berkata :

"Siapa yang pernah menonton film si Doel Anak Sekolahan ? (menghitung) Oooh ternyata ada 12 orang yang usianya sudah tidak muda lagi yaa...", pertanyaan ini untuk mencari informasi usia mereka namun dengan cara yang humoris, sebelum berhenti tawa mereka, susul lagi dengan pertanyaan selanjutnya.

Jika ternyata banyak usia yang lebih tua dari Anda, maka pilihlah bahasa-bahasa yang sesuai dengan pemahaman generasi mereka. Jika ternyata jabatan staff lebih banyak daripada level manajerial, maka Anda perlu memberikan contoh lebih banyak tentang lantai operasional ketimbang Helicopter's View ala para manager. Begitu seterusnya sehingga Anda menjadi MERASA setara dengan audiens.

Kedua adalah tentang membangun dan menjaga kredibilitas. Diawal pembukaan materi jangan lupa sisipkan pula informasi tentang siapakah Anda ? bagaimana sepak terjang Anda ? pengalaman Anda dalam menjalani bisnis ini ? apa saja prestasinya ? dan lain-lain yang bisa membawa audiens menyimpulkan "Oh, Anda memang orang yang tepat, saya tepat berada disini untuk mendengarkan Anda, dan saya rela menahan pipis untuk menyimak materi dan kiat-kiat dari Anda".

2. Prasangka Bahwa Materi Anda Kurang Berbobot

Prasangka berikutnya yang akan muncul sebelum naik podium adalah "Apakah materi ini berbobot ? Apakah mereka sudah memiliki pemahaman yang lebih dari ini sebelumnya ?" dan seterusnya, penekanannya lebih kepada konten yang Anda akan bawakan. Jika Anda memiliki banyak waktu sebelum acara (misal jarak 2-3 hari), Anda masih bisa mencari-cari materi yang lebih baik menurut Anda. Tentu saja materi tersebut landasannya adalah hasil riset yang Anda lakukan tadi. Konten bisa saja sama, namun teknik menyampaikannya apabila sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang oleh audiens Anda, maka mereka akan melihatnya sebagai 'Something Old with New Perspective'. Wow!. 



Bagaimana jika Anda sudah tidak punya waktu, alias ini semua DADAKAN ? Tentunya Anda tidak ingin berbicara "Maaf Saya diapet infonya dadakan jadi inilah yang Saya bawa.." Sungguh sangat tidak profesional dan percayalah, Anda tidak akan diminta lagi untuk memberikan ceramah. Cara yang paling tepat adalah tetap membawakannya dengan penuh percaya diri, mengaitkan paparan konten dengan pertanyaan-pertanyaan pembuka Anda akan membantu audiens terus fokus pada apa yang Anda sampaikan karena mereka akan merasa dilibatkan secara aktif dalam acara Anda.

Itulah artikel Mengatasi Prasangka Pribadi dalam Public Speaking DADAKAN, tulisan ini masih jauh dari kata sempurna, karena sempurna adalah milik Andra and The Backbone.. Selamat mencoba !! (MN)


Saturday 14 October 2017

7 Tips Coaching Agent Contact Center


Dalam dunia pelayanan seperti Contact Center, stress-factor bagi seorang agent tidak hanya berasal dari satu sumber saja, banyak pihak yang bisa turut andil dalam situasi ini. Pemicu utamanya adalah tuntutan untuk memberikan pelayanan terbaik dalam waktu singkat. Pelayanan diberikan oleh agent kepada pelanggan yang menghubungi Contact Centernya, dan pelayanan yang telah diberikan tersebut kemudian diukur dengan parameter-parameter yang ketat oleh bagian Quality Assurance (QA) yang memang bertugas untuk mengendalikan kualitas layanan secara keseluruhan.

Nilai hasil pengukuran tersebut menjadi acuan dalam barometer kinerja seorang agent yang tertuang dalam Key Performance Indicator (KPI) dan tentu saja mempengaruhi Take Home Pay (THP) yang akan mereka dapatkan nantinya. Terkadang hal ini bisa menjadi stress positif bagi sang agent, dan tentunya bisa juga menjadi negatif karena menurut riset yang dilakukan Response Design Corporation (RDC) pada tujuh tahun terakhir, Contact Center memiliki Turnover Rate yang tinggi, dengan angka 26%/tahun. 


Selain sesaknya pengukuran dari sisi pelayanan, agent Contact Center juga harus menghadapi ketatnya jam produktif yang ditetapkan. Bukan main, satuannya hingga sedetail ukuran detik. Dimulai dari jam Log In yang harus tepat, waktu istirahat (Aux) yang tidak boleh melewati batas, hingga aturan-aturan lainnya yang memacu kedisiplinan. Masalah muncul ketika segala macam tuntutan tersebut, diterima dengan kurang baik oleh agent yang berakibat pada menurunnya kinerja mereka. Alih-alih protes karena mendapat nilai buruk diakhir bulan, pelayanan dibulan berikutnya malah semakin menukik tajam, tidak mencerminkan semangat profesionalisme lagi. Akhirnya KPI bulan berikutnya pun terjun bebas dan terus menyeret agent hingga dilayangkan surat peringatan.

Peranan Team Leader dalam menyikapi situasi ini tentu sangat diharapkan oleh manajemen. Mengelola semangat, emosi, kerjasama dan sinergi tim yang termasuk dalam aktivias softskill ini merupakan tantangan tersendiri bagi para Team Leader disamping tugas utamanya dalam mengasah kemampuan dan pengetahuan produk masing-masing agent. Team Leader (TL) perlu menyampaikan teguran berjenjang dengan tetap memikirkan aspek pribadi dari sang agent. Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang TL saat melakukan aktivitas Coaching adalah sebagai berikut :

1. Jaga Kerahasiaan


Meski sang TL sedang melakukan tugasnya untuk memperbaiki si Agent, bukan berarti semua orang harus tahu tentang masalahnya. Menegur didepan publik atau grup WA bukanlah tindakan yang populer, melainkan akan menurunkan power si TL itu sendiri. Sampaikan undangan pertemuan dengan bijak, non formal, dan disampaikan secara pribadi tentu tidak akan membuat Agent curiga dan bertindak blocking terhadap si TL. Bukankah niat kita ingin memperbaiki, bukan mempersulit situasi ?

2. Samarkan Maksud


Basa-basi berupa ajakan ngopi atau makan siang bareng tentunya lebih baik ketimbang langsung mengutarakan tujuan utama bahwa Anda sebagai TL akan membahas 'perilaku' si Agent. Samarkan maksud dan tujuan Anda, sebisa mungkin jangan sampai terlihat dari bahasa atau gelagat Anda yang sebentar lagi akan mendakwa kesalahan-kesalahan si Agent. Menyamarkan feedback negatif menjadi hal positif memang sebuah hal yang tidak mudah, tapi disitulah seni menjadi seorang TL.

BACA JUGA :
Millennials Hanya Menganggap Bekerja Seperti Hal Ini 

3. Bangun Rapport 


Ingat, Agent adalah orang lain, yang mungkin tujuannya bekerja hanya untuk uang semata. Maka Anda harus memulai percakapan interogasi sembari mencari celah kesamaan antara kalian berdua. Membangun rapport bisa dimulai dari menyamakan gerakan tubuh atau kata-kata. Jangan lupa bahwa tidak ada satupun orang yang rela disalahkan sekalipun ia adalah bawahan Anda. Kalimat "Kalo Aku jadi Kamu, mungkin bakal sama juga kejadiannya.." bisa menjadi kalimat awal yang pas untuk kemudian bisa leluasa menyanggah argumen-argumen pertama dari si Agent.

4. [Digging & Finding] Lakukan Probing dan Temukan Alasan Utama 


Menggali apa yang mendasari perubahan perilaku si Agent adalah hal yang paling penting dalam proses ini. Bisa jadi Anda menemukan sisi lain dan hanya Anda-lah orang pertama yang baru mendengarnya. Terkadang kegagalan seorang TL dimulai ketika dia banyak berprasangka negatif dan memandang dari satu sudut saja. Semakin dalam probing yang dilakukan maka semakin jelas bagi Anda harus melakukan tindakan yang seperti apa. Berapa banyakpun argumennya, si Agent pasti memiliki alasan yang utama. Latihlah cara bertanya Anda sehingga mampu membuat sang Agent dengan tanpa terpojok mau bercerita kejujuran tentang hal yang sedang dialaminya. 

BACA JUGA :
6 Hal Positif yang Wajib DICOBA oleh Millennials 

 5. Perlihatkan Data 


"Nilai KPI lo menurun bulan ini" kalimat ini kurang memiliki minat dengar bagi Agent. Lain jika Anda sampaikan "Nilai KPI lo turun 63% bulan ini". Memberikan data yang lebih konkret dan mendukung informasi penurunan kinerja akan membantu Agent dalam memahami betapa besarnya masalah ini dan betapa jauhnya dia dari capaian target.

6. Berkolaborasi dalam Menyusun Action Plan 


Terkadang, saran perbaikan dari seorang TL hanya akan dipandang sebagai perintah yang memuakkan bagi sang Agent yang sudah terlalu jauh tersesat. Biarkan ia yang menuliskan semua Recovery Action Plan sendiri dengan bimbingan TL supaya tetap dalam koridor Coaching. Saat menulis, ia sekaligus akan merekam dalam ingatannya dan bubuhan tandatangannya merupakan bentuk komitmen awal untuk menuju perubahan.

7. Cek Progres Action Plannya 


Setelah beberapa waktu berselang dan Anda melihat kenaikan kinerja Agent Anda, informasikan kembali sekecil apapunkenaikan yang diraih, sekaligus mengingatkan tentang komitmen tenggat waktu yang ia janjikan pada Anda. 

Agent Contact Center adalah ujung tombak dan merupakan suara perusahaan. Masih banyak pelanggan yang menilai citra perusahaan dari suara para Agent Contact Centernya, baik dan buruk tergantung dari apa yang mereka dengar dan rasa. Generalisasi pencitraan ini juga bisa menjadi peluang, ketika sang Agent betul-betul melayani dengan hati dan sesuai SOP perusahaan, semua pelanggan senang dan kesan baik sudah berhasil diberikan. (MN)

ARTIKEL MENARIK LAINNYA :
Anda Pikir Anda Malas ? Sebenarnya Anda Rajin Dengan Hal Ini ! 
Jadwal Agent Dalam Genggaman 
Kenali 5 Kebutuhan Pelanggan Ini !