Friday 29 September 2017

JUALAN ONLINE sering kena PHP ? Ini penyebabnya !

 
Banyak sekali sahabat saya yang membuka usaha dan memanfaatkan media sosial sebagai lahan promosinya. Namun, sebagai manusia kadang sahabat-sahabat saya (Enterpreneur) dibuat kesal dengan sikap PHP atau Hit n Run dari warganet yang hanya bertanya dan ujungnya memberikan harapan, seolah ingin membeli tapi tidak jadi.

Menurut riset yang dilakukan oleh APJII dan Puskakom, dibandingkan dengan tujuh media penjualan online – forum jual-beli, jejaring sosial, mailing list, blog, online store, messenger dan komunitas online – jejaring sosial menempati kedudukan pertama sebagai tempat yang paling banyak dimanfaatkan oleh pedagang online di Indonesia, tepatnya sebesar 64,9%.
 
Antara Emosi dan Logika
 
Namanya juga media sosial, ratusan bahkan ribuan orang bisa dengan bebas komen sana-sini, like sana-sini. Supaya tidak merasa terlalu diPHP, ada baiknya kita mengenal hal apa yang membuat pelanggan memutuskan untuk membeli produk kita. Pertama, pelanggan menggunakan sisi emosional terlebih dahulu, baru kemudian melakukan pembenaran dengan logika.

Misal, seseorang pernah melihat temannya membeli secara online dan produknya bagus, maka ketika ia melihat barang sejenis yang dijual oleh temannya di media sosial, ia akan cenderung menggunakan sisi emosi untuk bertanya harga dan bilang 'MAU'. Padahal, ia baru ada dalam posisi emosional, belum mengikutkan logika dalam mengambil keputusan tersebut.

Ketika ia pikir-pikir lagi dan kali ini mengikutkan logika, muncullah dibenaknya -secara alamiah dan matematis- beberapa kebutuhan lain yang lebih mendesak. Biaya belanja bulanan, cicilan, tabungan, biaya transportasi, utang ke teman, dan sebagainya. 
 
Bagaimana menyikapinya ?
 
Biasa-biasa saja. Itulah cara menyikapinya. Banyak sekali contoh yang memperlihatkan fast response dengan langsung memberikan bermacam informasi lengkap pada satu jawaban, padahal inilah awal mula munculnya perasaan diPHP.

Sahabat saya terlalu cepat menyangka bahwa warganet sudah melibatkan logikanya ketika berkomentar : "Yang ini ready, sis ?". Komentar ini betul-betul melemahkan daya analitik si penjual dan membuat pikirannya merasa bahwa akan ada pembeli baru atas produk kita.

Saat berpromosi, ada pula sahabat saya yang mati-matian membandingkan dengan produk sejenis dari kompetitor, tujuannya untuk meyakinkan warganet bahwa produknya-lah yang terbaik. Sebenarnya pelanggan tidak peduli seperti apa produk Anda, mereka hanya peduli pada apa yang bisa dilakukan oleh produk Anda terhadap dirinya. (MN)
 
Artikel menarik lainnya :
 

No comments:

Post a Comment